Seruan Aksi Ekologis oleh Aliansi Aktivis Kota Desak Gubernur Jabar Segera Hentikan Perusakan Hutan Gunung Salak, Cidahu Kabupaten Sukabumi / Foto: Istimewa
MEDIAAKSARA.ID – Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Aktivis Kota menggelar aksi Seruan Aksi Ekologis di Gedung Sate, Bandung. Mereka mendesak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi segera mengambil langkah konkret dalam mewujudkan kota hijau sekaligus menindak tegas jaringan perusak lingkungan.
Dalam orasinya, massa menyoroti kerusakan hutan di Blok Cangkuang, kawasan Gunung Salak, Desa Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Kawasan itu diduga mengalami pembabatan pohon secara masif yang mengakibatkan kerusakan ekosistem. Dampaknya, wilayah tersebut rentan mengalami banjir dan kekeringan.
Koordinator aksi, Bahtiar, menegaskan janji pemerintah daerah terkait pembangunan ruang terbuka hijau dan perlindungan lingkungan harus segera dibuktikan.
Baca: https://mediaaksara.id/dua-hari-berturut-damkar-sukaraja-amankan-ular-sanca-batik-dari-permukiman/
“Kami menagih janji Gubernur Jawa Barat. Kerusakan lingkungan di daerah kami semakin parah, sementara masyarakat terus menderita akibat banjir dan kekeringan,” ujarnya, Selasa (12/8/2025).
Di tengah unjuk rasa, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajak sejumlah perwakilan massa berdialog. Dalam audiensi, pemprov menyampaikan program lingkungan baru akan dijalankan pada tahun depan. Pernyataan tersebut memicu kekecewaan peserta aksi.
“Kalau programnya baru dimulai tahun depan, artinya warga harus menanggung derita setahun lagi. Seharusnya Wakil Gubernur bisa segera turun tangan,” tegas Bahtiar.
Dalam aksinya, Aliansi Aktivis Kota menyerahkan pernyataan sikap yang memuat empat tuntutan utama:
1. Investigasi menyeluruh terhadap pihak yang terlibat perusakan hutan, baik individu, kelompok, maupun korporasi, serta penegakan hukum tegas.
2. Penguatan infrastruktur mitigasi bencana, seperti tanggul, drainase, sistem peringatan dini, dan jalur evakuasi.
3. Bantuan dan kompensasi layak bagi warga terdampak, mencakup logistik darurat, bantuan sosial, dan pemulihan ekonomi.
4. Pembentukan Satgas Khusus Lingkungan Hidup dan Pengawasan Hutan di Gunung Salak yang melibatkan masyarakat lokal.
Staf Gubernur Bidang Lingkungan dan Kehutanan, Ermawan Dalisaputra, menyatakan pihaknya akan memverifikasi laporan warga dan membentuk tim investigasi.
Baca: https://mediaaksara.id/sepeda-motor-tabrak-truk-di-cikembar-satu-pengendara-tewas-di-tempat/
“Kami akan menelusuri kebenaran informasi terkait kerusakan di Blok Cangkuang dan membentuk tim khusus untuk menanganinya,” ujar Ermawan.
Sebelumnya, kekhawatiran warga Kecamatan Cidahu yang berada di lereng Gunung Salak terbukti saat hujan deras mengguyur kawasan itu pada Minggu (3/8/2025). Dua sungai utama, yakni Sungai Cibojong di Cidahu dan Sungai Rasamala di Cicurug, meluap dan membanjiri permukiman serta lahan pertanian. Longsor juga terjadi di beberapa titik.
Rohadi (75), tokoh masyarakat setempat, menuturkan pembabatan pohon di kawasan hulu telah berlangsung sejak dua tahun lalu. Jenis kayu bernilai tinggi, seperti Mangong, Damar, Albasia, Pasah, Saninten, dan Puspa, ditebang, termasuk Pinus dan Damar yang sebelumnya ditanam untuk program penghijauan.
Sumber : Wartain
Redaktur : Rapik Utama







