Kerajinan tangan ekraf produksi Euis, warga Kampung Adat Ciptagelar, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi/ Foto: Istimewa “@rumi”
MEDIAAKSARA.ID – Kampung Adat Ciptagelar di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan berkat kekayaan tradisinya yang tetap lestari di tengah arus modernisasi. Masyarakat adat yang telah eksis selama ratusan tahun ini dikenal karena sistem pertanian tradisionalnya yang ramah lingkungan serta kemampuannya beradaptasi dengan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai leluhur.
Salah satu putra daerah Ciptagelar, Rumi, kepada MediaAksara mengungkapkan bahwa masyarakat di kampung adat ini hidup dalam keseimbangan antara adat dan inovasi. ” Tradisi seni budaya kami sangat lekat dengan peninggalan budaya nenek moyang. Banyak kerajinan yang memiliki makna simbolik dan filosofis, serta menjadi bagian dari keberlangsungan adat istiadat,” ujarnya.
Kerajinan khas Ciptagelar meliputi anyaman bambu seperti boboko (bakul nasi) dan tudung (penutup), kerajinan kayu dan logam seperti lisung dan golok (bedog) , hingga souvenir bernilai budaya seperti tas kaneron dan gelang simpay. Setiap karya memiliki makna tersendiri. Seperti golok melambangkan kekuatan, simpul sulaiman sebagai simbol keseimbangan alam, dan lisung digunakan dalam upacara adat seren taun.

Menurut Rumi, Salah satu pengrajin lokal, Ibu Euis, menjadi contoh nyata pelestarian budaya ini. Ia terus melanjutkan tradisi anyaman bambu secara turun-temurun, menghasilkan karya yang diminati wisatawan lokal maupun mancanegara. “Setiap upacara adat seperti seren taun, produksi meningkat karena banyak tamu dan wisatawan yang ingin membawa pulang kerajinan khas Ciptagelar,” ungkapnya melalui seluler.
Produk-produk buatan tangan warga Ciptagelar dibanderol dengan harga berkisar Rp100.000 hingga Rp300.000, tergantung jenis dan tingkat kerumitan. Tak hanya untuk dijual, sebagian besar hasil kerajinan juga digunakan dalam aktivitas adat sehari-hari sebagai wujud nyata pelestarian tradisi.
Ditambahkan Rumi, geliat ekonomi kreatif di Ciptagelar semakin terasa seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata budaya. “Semakin banyak tamu datang, semakin besar pula semangat warga untuk menjaga budaya. Kerajinan kami bukan sekadar ekonomi, tapi juga bentuk cinta pada warisan leluhur,” jelasnya pada Sabtu (25/10/2025).
Bagi warga atau pecinta produk kerajinan tangan yang ingin memesan hasil kerajinan tangan khas Ciptagelar dapat langsung menghubungi Ibu Euis di nomor 0813-1157-4181. Dengan cara ini, para pengunjung turut mendukung keberlanjutan ekonomi lokal sekaligus menjaga napas kearifan budaya Sunda agar terus hidup dan mendunia.
Redaktur : Rapik Utama







