Home / Khazanah

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:38 WIB

Tapak Lacak: Teater Suara Luka Petani Sukabumi di Fraksi Rakyat Summit 2025

Teater “Tapak Lacak” dipentaskan Sajiwa Community / Foto: Hikarigallery

MEDIAAKSARA.ID – Penampilan seni budaya sarat makna hadir dalam Fraksi Rakyat Summit 2025. Teater “Tapak Lacak”, karya Indra Gandara dan dipentaskan Sajiwa Community Sukabumi, menjadi fragmen utama yang disaksikan puluhan petani, mahasiswa, dan buruh.

Acara digelar pada Sabtu malam (10/5/2025) di kawasan Paseban, Pondok Halimun, Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, merupakan bagian dari peringatan HUT ke-15 Fraksi Rakyat yang mengusung tema “Mengkonsolidasikan Gerakan Melawan” dengan tagar #LawanDuluAja.

Indra Gandara menyampaikan filosofi teater Tapak Lacak menolak jarak antara estetika dan sikap. “Dalam tubuh dan ucapan para pemain, penonton diajak mengingat bahwa kesadaran politik bisa hadir dari akar paling purba: tanah dan kehilangan,” ujarnya.

Baca: https://mediaaksara.id/camat-jampangkulon-distribusi-pupuk-subsidi-belum-maksimal-petani-diminta-aktif-laporkan-kendala/

“Jika tanah adalah tubuh, maka pertunjukan ini adalah luka yang belum sempat dijahit. Dan jika harapan itu tumbuh, biarlah suara dari lumpur ini mengingatkan kita: bahwa mereka pernah berdiri, menanam, dan terluka,” imbuh Indra.

Salah satu fragmen paling menyentuh tergambar dalam jepretan foto oleh Hikarigallery, tersirat tubuh-tubuh petani berdiri mematung di tengah lingkar lumpur, tak menghadap kamera melainkan ke tanah, ke ingatan, ke luka. Foto itu bukan sekadar dokumentasi, melainkan nyawa yang bicara.

Cerita dalam Tapak Lacak tidak hadir untuk mencari simpati. Ia muncul seperti amarah lama yang mendidih. Di atas panggung berlumpur, Ki Warta, seorang petani sepuh, mencium tanah layaknya dahi anak yang hilang. Ia tidak sedang berakting, namun ia sedang berduka.

Baca: https://mediaaksara.id/fraksi-rakyat-summit-2025-sorak-lantang-landreform-menggema-di-sukabumi/

“Cerita meledak perlahan. Bukan dengan dramatisasi, tetapi lewat kejujuran yang terlalu tajam untuk disebut fiksi. Tentang tanah yang dirampas, tentang petani yang menjadi hantu di ladang sendiri, dan tentang hukum yang mencetak sertifikat tanpa menjaga warisan,” terang Indra pada Selasa (13/5/2025).

Beberapa tokoh pertunjukan tak menyampaikan peran, melainkan kesaksian. Dialog menjadi percakapan dengan nurani kolektif. Lumpur yang diinjak menjadi simbol bahwa perjuangan rakyat tidak pernah bersih, karena yang kotor pun tidak pernah berdusta.

Menurut Indra, Puncak emosi hadir ketika sebuah benih ditanam, seolah harapan bisa tumbuh. Namun tiba-tiba terdengar letusan tembakan. Ki Warta tumbang. Tak ada pelaku. Tak ada penjelasan. Tapi semua paham, peluru bisa muncul dari meja rapat, surat keputusan, atau spanduk larangan.

Baca: https://mediaaksara.id/alam-kajaga-petani-bagus-sukabumi-tanam-harapan-di-hari-bumi-2025/

Selama pertunjukan, suasana sunyi. Penonton diam. Lagu “Gugur Bunga” mengalun, bukan sebagai seremoni patriotik, melainkan ratapan rakyat. Lagu itu seperti ditanamkan ke dalam lumpur bersama tubuh yang rebah.

“Kami tidak sedang membuat teater untuk ditonton. Kami sedang menggali luka agar tidak tumbuh bisu,” tegas Indra Gandara.

Pertunjukan tampil tanpa manipulasi keindahan. Panggung adalah tanah nyata. Lumpur nyata. Tubuh-tubuh yang benar-benar jatuh. Cahaya dibuat setipis rasa percaya diri petani yang kehilangan ladangnya. Musik hadir secukupnya, lebih banyak senyap, lebih banyak nafas.

 

Redaktur: Rapik Utama

Share :

Baca Juga

Khazanah

MUI Sukabumi Ingatkan SPPG: Pastikan Bahan Makanan Bersertifikat Halal dan Bergizi

Khazanah

Aksi Bela Palestina : Massa GARIS Tegaskan Wakil Wali Kota Sukabumi Dukung Fatwa Boikot Produk Israel

Khazanah

Fatwa MUI: GARIS Sukabumi Raya Serukan Boikot Produk Israel di Aksi Solidaritas Palestina

Khazanah

Dari Pantai Sakawayana Palabuhanratu, Doa Bersama Mahasiswa dan Masyarakat Demi Keselamatan Negeri

Khazanah

UMMI Sambut 2.107 Mahasiswa Baru Lewat MASTAKA, Siapkan Beasiswa Rp20 Miliar & Green Campus

Khazanah

Maulid Nabi Muhammad SAW, Wabup Andreas Ajak Teladani Akhlak Rasulullah untuk Wujudkan Sukabumi Mubarokah

Khazanah

Liburan Bermakna, Anak-anak Belajar Tahfidz Al-Qur’an di Misbahul Aulad Sukabumi

Khazanah

Ribuan Umat Hadiri Maulid Nabi Muhammad SAW & Haul Akbar ke-10 Pangersa Uwa Zezen di Ponpes Azzainiyyah Sukabumi