DPP IQOMAH selenggarakan Muktamar II IQOMAH Nusantara di Aula Masjid Agung Al-Iqomah, Pondok Pesantren Azzainiyyah, Kampung Sinar Barokah, Desa Perbawati, Kabupaten Sukabumi / Foto: MediaAksara
MEDIAAKSARA.ID – Rangkaian peringatan Haul ke-10 KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab (Pangersa Uwa) hari ke 6. Dewan Perwakilan Pusat Ikatan Penggerak Qoryah Mubarokah (DPP IQOMAH) selenggarakan Muktamar II IQOMAH Nusantara yang berlangsung di Aula Masjid Agung Al-Iqomah, Pondok Pesantren Azzainiyyah, Kampung Sinar Barokah, Desa Perbawati, Kabupaten Sukabumi, Senin (1/9/2025) atau bertepatan dengan 8 Rabiul Awwal 1447 H.
Muktamar yang mengusung tema “Merajut Khidmah Menggapai Barokah” dihadiri 178 peserta dari 11 delegasi se-Nusantara. Agenda ini menjadi momentum untuk meneguhkan kembali cita-cita perjuangan Pangersa Uwa dalam penegakan syariat Islam (PSI) secara benar dan sungguh-sungguh.
Ketua Pelaksana Muktamar II, KH. Mahpudin, menyampaikan rasa syukur diberikan amanat kehormatan sekaligus permohonan maaf kepada seluruh delegasi atas segala keterbatasan panitia.
“Sebagai Steering Committee, kami hanya berikhtiar melanjutkan amanah guru. Mohon maaf jika pelayanan belum maksimal, terutama terkait kelengkapan peserta seperti ID card dan materi muktamar,” ujarnya.
Ia menegaskan, pelaksanaan muktamar bertujuan menata perjuangan organisasi agar lebih terstruktur. “Pangersa Uwa telah mewariskan sistem organisasi IQOMAH. Tugas kita bukan lagi sebagai penonton, tetapi sebagai pemain yang memahami aturan main AD/ART IQOMAH serta mengamalkan rukun Islam secara benar dan sungguh-sungguh,” pungkasnya sebagai pengurus DPP IQOMAH Nusantara asal Indramayu.
Klik video live streaming haul KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab ke-10 : https://fb.watch/BRl_igK87f/
Pimpinan Ponpes Azzainiyyah, Dr. KH. Aang Abdullah Zein atau akrab disapa Uwa Anom, menegaskan muktamar merupakan perwujudan cita-cita besar Pangersa Uwa dalam penegakan syariat Islam (PSI) dan Iqomah adalah perpaduan NU, Sufi dan Jamaah Tabligh.
Ia mengingatkan kembali sejarah perjuangan deklarasi PSI pada 10 Muharram 1423 H/24 Maret 2002 di Stadion Korpri Cisaat yang dihadiri puluhan ribu umat Islam. Tidak hanya itu, Pangersa Uwa juga memulai gerakan Lembur Nagrog Barokah (GLNB), perjuangan itu terus berkembang hingga lahirnya forum komunikasi masjid (FKM) dan dukungan Baznas.

“Puncaknya, dalam Musyawarah Nasional VII MUI tahun 2010 di Jakarta, gagasan Pangersa Uwa agar pelaksanaan rukun Islam dijalankan secara benar dan sungguh-sungguh diterima sebagai salah satu program kerja nasional MUI nomor 7 poin B ,” ungkap Uwa Anom.
Menurutnya, sejak terbentuknya IQOMAH pada 2010, gerakan ini menjadi wadah perjuangan bersama. “Mari kita melanjutkan perjuangan dengan hati bersih, melaksanakan rukun Islam dengan benar, serta menjadikan muktamar sebagai tonggak menghasilkan keputusan terbaik untuk umat,” tegasnya.
Berdasarkan informasi panitia, rangkaian sidang Muktamar II meliputi:
Sidang Paripurna I: pengesahan jadwal acara, tata tertib, dan penetapan pimpinan sidang.
Sidang Paripurna II: laporan pertanggungjawaban DPP IQOMAH 2020–2025, pembagian komisi, dan tanggapan peserta.
Sidang Komisi: pembahasan AD/ART, program kerja, dan rekomendasi organisasi.
Sidang Paripurna III: pemilihan Ketua Umum dan Formatur IQOMAH Nusantara periode 2025–2030.
Dengan semangat khidmah yang diwariskan Pangersa Uwa, muktamar ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan organisasi untuk terus menebarkan barokah perjuangan di tengah umat.
Redaktur: Rapik Utama