Sesi wawancara crew RCL Sukabumi bersama Panitia Hari Santri Nasional 2025 Sukabumi Jaenal Abidin di Lapang Kopri Cisaat/ Foto: Istimewa
MEDIAAKSARA.ID – Lautan putih membanjiri Lapang Kopri, Cisaat, Sukabumi. Sebanyak 40.000 santri dan santriwati dari 740 pondok pesantren se-Kota dan Kabupaten Sukabumi berkumpul dalam Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025, yang mengusung tema nasional “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.” Momen menjadi bukti kuat semangat kebersamaan dan peran strategis santri dalam menjaga keutuhan bangsa serta membangun peradaban dunia.
Ketua Panitia Hari Santri Nasional 2025 Kabupaten Sukabumi, Jaenal Abidin, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas antusias luar biasa dari para santri yang hadir.
“Alhamdulillah, hari ini Lapang Kopri Cisaat dipenuhi lautan putih-putih. Sebuah pemandangan yang menunjukkan betapa kuatnya ikatan pesantren dan santri di Sukabumi. Kehadiran 40.000 santri dari ratusan pesantren adalah bukti nyata semangat Resolusi Jihad yang diwariskan para ulama terus hidup di Sukabumi,” ujar Jaenal Abidin.
Jaenal menuturkan, seluruh persiapan teknis dan koordinasi telah dilakukan dengan matang. Kegiatan melibatkan pondok pesantren, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat, demi memastikan jalannya acara berjalan aman, tertib, dan khidmat.
Ia menegaskan, peringatan Hari Santri Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi ajang konsolidasi moral dan intelektual bagi para santri untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Dalam sesi wawancara, Jaenal juga memberikan pesan inspiratif kepada seluruh santri. “Kalian adalah pewaris sah perjuangan para ulama dan pahlawan bangsa. Di pundak kalian, tersemat tanggung jawab besar mengawal Indonesia merdeka, menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan membawa nama baik bangsa di mata dunia. Jadilah santri yang unggul dalam ilmu agama, menguasai teknologi, dan berjiwa pemimpin,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia mengajak santri menjadikan tema HSN 2025, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia,” sebagai dorongan tampil lebih aktif dan progresif di berbagai bidang.
“Santri adalah agen perubahan. Ilmu yang kalian dapatkan di pesantren harus menjadi bekal untuk membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan beradab. Teruslah berbakti kepada kiai, orang tua, dan negara,” tutupnya.
Sumber : RCL Sukabumi
Redaktur: Rapik Utama







